ILMU BUDAYA DASAR Tugas Makalah “Keluarga adalah miniatur perilaku budaya”
ILMU
BUDAYA DASAR
Tugas
Makalah
“Keluarga adalah miniatur perilaku budaya”
RISDYANTO
– 1B117031
DANDY SISWANDY – 1B117007
MARA GUNUNG – 1B117015
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,
Segala puji dan syukur saya haturkan kepada
Tuhan yang maha Agung yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada saya
hingga, terselesaikannya tugas Ilmu budaya dasar ini mengenai Keluarga
adalah miniature prilaku budaya ini. Ucapan terima kasih juga saya
utarakan kepada keluarga, sahabat saya yang telah memberikan dukungan penuh
baik dari segi perbaikan materi dan juga dukungan mental guna penyelesaian
tulisan ini. Tugas ini berisikan “Keluarga adalah miniature prilaku budaya “paparan
mengenai tema ini diharapkan akan sangat membantu dalam memaparkan peran
keluarga ini. Kritik dan saran selalu terbuka untuk semua khalayak guna menjadi
masukan dalam penyusunan tugas selanjutnya.
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………….…….ii
Daftar
Isi…………………………………………………………………………..….…….iii
Bab 1 Pendahuluan
Latar
Belakang…………………………………………………………….……………..1
Tujuan………………………………………………………………..…………………….2
Sasaran…………………………………………………………………………….………..2
Bab 2 Permasalahan
Kekuatan…………………………………………………………………………………..4
Kelemahan…………………………………………………………………….……..…..4
Peluang……………………………………………………………………………….…….4
Tantangan………………………………………………………………………………….4
Bab 3 Kesimpulan & Rekomendasi
Kesimpulan…………………………………………………………………….…………5
Rekomendasi……………………………………………………………………….……5
Referensi…………………………………………………………………………….…….6
BAB 1 Pendahuluan
1.
Latar belakang
Dalam segi jumalah penduduk
Indonesia termasuk dalam salah satu Negara dengan penduduk terbanyak ke 4 di
dunia dengan jumlah penduduk per 2012 lebih dari 240 juta penduduk. Bahakan
menurut data terbaru hamper 54% penduduk Indonesia tinggal di pekotaan. jika
saat ini penduduk Indonesia sudah lebih dari 240 juta, artinya paling sedikit
ada 129,6 juta orang yang menyesaki perkotaan. Hal inilah juga yang
mempengaruhi kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan atau budaya sendiri
berasal dari bahasa sansekerta yakni buddhayah yang berarte merupakan jamak
dari uddhi (akal) diartikan dalam budi dan akan manusia. Dalm hal ini keluarga
dapat dikatakan sebagai bagian kecil atau miniataur sebuah budaya itu sendiri
dimana sebuah budaya berawal dari sebuah akal pikiran atau system gagasan yang
diambil dan bahkan diteruskan dan diajarkan kepada keluarganya atau lingkungan
sekitarnya.
Tentunya budaya ini sangatlah
penting guna membangun bangsa yang kuat dan mandiri , dalam hal ini keluarga
adalah bagian terpenting dalam pembentukan karakter masyarakat yang menjadikan
budaya di masyarakat itu sendiri. Dalam zaman modern ini budaya Indonesia khususnya
di kota – kota besar berangsur – angsur telah menjelma kearah kebudaya asing
(amerika & eropa) yang tidak sesuai dengan ajaran ketimuran (sopan,santun ,
& ramah) yang mana menjadi cikal – bakal acuan dalam pembentukan budaya
nasional, yang mana orang tua sebagai acuan tindakan tak lagi
memperhatikan prilaku dan sifat anak – anaknya dan lebih bersikap masa bodo
akan tingkah & laku mereka. Dalam hal ini peranan keluarga sangatlah
penting dalam pementukan budaya karena keluarga adalah suatu bentuk kecil (miniature)
suatu budaya (budaya nasional).
2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini ialah :
A) Menjelaskan
akan keluarga yang merupakan perujutan kecil/miniatur dari suatu budaya
B) Memberi
pengertian akan pentinganya pemebentukan budaya di linkup kecil (Keluarga)
C) Pembaca
mengerti akan dampak – dampak pembentukan budaya di linkup keluarga.
3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari
tulisan ini adalah pengertian yang baik akan pengertian keluarga sebagai
miniature / gambar kecil dai suatu budaya. Dan dapat dijadikan acuan dalam
pembentukan budaya / kebiasan di lingkup keluarga.
BAB 2 PERMASALAHAN
Keluarga sebagai miniature atau
gambaran kecil prilaku dari budaya merupakan suatu yang sangatlah tepat. Dalam
hal ini keluarga menentukan bentuk budaya yang kan dihasilkan. Sebagia contoh
kita dapat Bila seorang anak biasa mendengar bagaimana anggota keluarganya
menyapa seseorang tetangganya yang dating kerumah dengan nada yang halus dan
juga ketika saling bertemu di jalan, maka kebiasaan ini akan direkam oleh
anggota keluarga (anak) menjadi suatu kebiasaan di dalam caranya berbicara, dan
digunakan setiap saat dalam berbagai kondisi sehingga kebiasaan itu menjadi
sifat alaminya atau dapat dikatakan membudaya.
Bila hal itu dilakukan
terus-menerus, akhirnya secara spontan setiap anggota keluarga akan menyapa
orang lain, teman-temannya dengan nada yang halus dan sopan. Tentu ini telah
menjadi suatu bagian kepribadian anak, sehingga tanpa berpikir lagi, secara
otomatis dia menampilkan perilaku halus, santun dan sopan itu kapan dan di mana
saja.
Akan tetapi di zaman yang modern ini
pembentukan prilaku dalam keluarga semakin berkurang terutama di kota-kota
besar seperti Jakarta dimana banyak dari orang tua sibuk bekerja dan jarang
bersosiali sasi secara langsung, hal ini sungguh berdampak pada pembentukan
sifat dan budaya pada anak yang mngkin akan mendapat atau merekam suatu
kebiasaan atau budaya di lingkuanan luar yang notabene belum tentu baik bahkan
dapat dikatakan tidak baik. Sebagai contoh adalah budaya merokok anak – anak
dibawah umur yang mulai berkembang dan diangap suatu kewajaran, juga kebiasaan
anak – anak usia sekolah yang masih keluyuran pada 8 malam (jam belajar) bahkan
sampai pulang keesokan pagi harinya. Jika hal ini terus menerus di biarkan maka
kebudayaan ketimuran yang dibanggakan akan luntur dan hilang dengan sendirinya
tergantikan budaya induvidualisme yang acuh tak acuh terhadap satu dengan yang
lain , seperti yang terjadi di Negara – Negara barat (amerika & eropa).
Tentunya komunikasi diharapkan keluarga dapat menjadikan tempat membentukan
prilaku budaya yang baik melalui komunikasi atau penyampaian budaya yang tepat.
Dari hasil pengamamatan diatas akan
saya jabarkan kedalam analisa SWOT berikut
Kekuatan (Strength)
- Pembelajaran akan nilai agama yang kuat yang mengajarkan pada kesopanan,kesantuna & kehalusan
- Adat istiadat yang kuat yang mengajarkan nilai nilai moral.
- Masih adanya sikap gotong – royong antara sesama masyarakat di lingkunagn tempat tinggal yang mengukuhkan nilai – nilai kebersamaan.
Kelemahan (Weekness)
- Pertumbuhan ekonomi yang cepat
- Kurangnya komunikasi keluarga karena mobilitas yang tinggi & waktu yang terbatas
- Mudahnya terpengaruh budaya luar
- Kurangnya pengajaran kan pentingnya pembentukan budaya di keluarga
Peluang
(Opportunity)
- Terciptanya budaya yang harmonis antar keluarga dan menjadikannya menyeluruh /nasional
- Berkembangnya anak – anak penerus bangsa yang mandiri ,sopan, santun dan membudaya.
- Meningkatkan rasa kebanggaan akan keluarga.
- Terciptanya rasa kebersamaan yang erat dalan lingkup keluraga.
Tantangan (Threat)
- Masuknya budaya luar karena kemajuan teknologi
- Kurangnya kesadaran akan pentingnya membangun budaya dalam keluarga
- Komunikasi yang salah dalam keluarga
BAB III KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
Dari hasil pengamatan diatsa dapat
disimpulkan bahwa keluarga memanglah dapat dikatakan sebagai miniature atau
bentuk kecil dari prilaku budaya hal ini dikarenakan budaya terlahir atas dasar
gagasan dan ide ide yang muncul di suatu masyarakat dalam hal ini keluarga yang
kemuadian dijadikan suatu budaya nasional. Akan tetapi di zaman yang serba
changih dan modern ini nilai nilai budaya yang dianut dalam keluarga Indonesia
yang sopan,santun dan bertutur lembut semakin tergantikan dengan budaya asing
yang tak lagi memperhatikan kesopanan ,kesantunan dan kehalusan dalam
bertuturkata serta hilangnya rasa ke-gotong-royongan di lingkungan masyarakat
dengan begitu dapatlah tercipta suatu budaya yang santun,sopan dan bertuturkata
halus. Akan tetapi penyampaian komnikasi jugalah harus tepat sehingga benar
benar dapat menciptakan budaya keluarga yang selaras, oleh maka sebab itu
sangatlah penting bagi tiap – tiap anggota keluraga dalam hal ini ibu dan ayah
untuk dapat memahami cara-cara berkomunikasi yang tepat.
Rekomendasi
Di perkuatnya nilai – nilai agama
dan/atau nilai adat yang mengusun nilai – nilai budi pekerti kesopanan,
kesantunan dan kelembutan dalam bertuturkata. Kemudian memberkan pengajaran
dalam lingkup bawah (sekolah) akan pentingnya komunikasi dengan dan antar
anggota kelurga sehingga terbentuklah suatu miniature budaya yang baik,
Referensi
http://www.google.com/budaya&keluarga
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/320/budaya_amerika_vs_budaya_indonesia_keluarga_dan_anak_
Joko.setiawan. (2008). Keluarga
dalam system social masyarakat
Komentar
Posting Komentar